Pelaksanaan Layanan Khusus Kafetaria Berbasis Sekolah
1. Pengertian Layanan Khusus
Pada dasarnya, manajemen layanan khusus di sekolah ditetapkan dan diorganisasikan untuk memudahkan atau memperlancar pembelajaran, serta dapat memenuhi kebutuhan khusus siswa di sekolah. Beberapa bidang manajemen layanan khusus di sekolah diantaranya layanan bimbingan dan konseling, layanan usaha kesehatan sekolahj, layanan perpustakaan sekolah, layanan asrama sekolah, dan layanan kafetaria sekolah. Pengelolaan layanan-layanan yang ada di sekolah tersebut sangatlah penting agar dapat memperlancar pencapaian tujuan pendidikan.
2. Substansi Manajemen Layanan Khusus
Substansi Manajemen Layanan Khusus berdasarkan proses manajemen adalah sebagai berikut:
- Perencanaan, meliputi analisis kebutuhan layanan khusus bagi warga sekolah dan penyusunan program layanan khusus bagi warga sekolah
- Pengorganisasian, berupa pembagian tugas untuk melaksanakan program layanan khusus bagi warga sekolah
- Penggerakan, meliputi pengaturan pelaksanaan perpustakaan, koperasi sekolah, ketrampilan, unit kesehatan sekolah, ekstakulikuler, tabungan, keagamaan, kantin, perpustakaan, kafetaria, dan layanan khusus lainnya.
- Pengawasan, meliputi pemantauan program layanan khusus dan penilaian kinerja program layanan khusus bagi warga sekolah.
3. Manajemen Layanan Khusus Kafetaria Berbasis Sekolah
Manajemen layanan kafetaria merupakan bagian khusus dari manajemen layanan khusus pada umumnnya. Kafetaria merupakan pelayanan khusus yang menyediakan makanan dan minuman untuk para siswa dan staf sekolah lainnya di suatu tempat yang biasanya merupakan bagian dari bangunan sekolah. Dengan demikian diharapkan para siswa tidak akan keluar komplek sekolah selama waktu istirahat. OxFord Advance Learnes Dictionary of Current English” memberikan batasan pengertian “cafetaria” adalah:
- “café place where the public may buy and drink coffee bear, wine, spiritus, etc., tea shop small restaurant atwch weal.
- Cafeteria is restaurant which customers called their meal on terairs at counters and carry them to table.
Sedangkan secara lebih khusus Carter V. Good (dalam Kusmintarjo, 1993:46-47) dalam bukunya ”Dictionary of Education” mengatakan bahwa “cafeteria is a room or building in which public schools pupils or college students select prepared food and serve themselves”.
Sekolah harus dapat menggunakan kafetaria sebagai suatu upaya sekolah yang sangat bernilai bagi tujuan- tujuan sekolah seperti kesehatan, efektifitas social, efisiensi ekonomi, hubungan- hubungan kelompok, apresiasi keindahan, dan sebagainya. Dilihat dari tujuan kafetaria di sekolah di atas maka kafetaria sekolah berfungsi untuk, (1) membantu pertumbuhan dan kesehatan siswa dengan jalan menyediakan makanan sehat dan bergizi, (2) untuk memberikan pelajaran social kepada siswa, (3) mendorong siswa untuk memilih makanan yang cukup dan seimbang, (4) mengajarkan penggunaan tata krama yang benar dan sesuai yang berlaku di masyarakat. Sehubungan dengan tujuan dan fungsi kafetaria di atas maka sekolah harus menyediakan kafetaria yang bersih, hangat, menyenangkan, menarik tenang, dan tertib. Manajemen layanan kafetaria terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.
- Pelaksanaan Program Kafetaria Sekolah
Pelaksanaan program kafetaria sekolah dapat diterapkan dengan jenis layanan kafetaria yang dapat dikembangkan di sekolah antara lain:
- Sistem dilayani, sistem ini peserta didik dapat memesan makanan atau minuman yang ia inginkan. Kelebihan dari sistem layanan ini adalah bahwa keamanan makanan dan minuman dari mereka yang nakal akan terjamin, oleh karena peserta didik hanya dapat mengambil makanan berdasarkan apa yang ia pesan kepada petugas. Sistem dilayani ini ada dua macam yaitu:Sistem melayani sendiri atau swalayan (Self Service). Sistem melayani sendiri adalah suatu sistem dimana peserta didik dapat mengambil makanan sendiri yang ia sukai dan tersedia di kafetaria tersebut. Ada dua macam sistem ini, yaitu:
- Pemesan duduk ditempat sedangkan petugas kafetaria mengantarkan jenis makanan dan minuman kemeja dan tempat duduk pemesan. Setelah makan dan minum pemesan kemudian membayar ke tempat kasir setelah membayar pemesan kemudian boleh keluar dari kafetaria.
- Pemesan membawa baki sendiri kedepan petugas kafetaria, kemudian petugas kafetaria meletakkan jenis makanan dan minuman yang dipesan diatas baki. Selanjutnya pemesan membawa baki yang diatasnya sudah ada makanan dan minuman kearah kasir untuk membayar. Setelah membayar, pemesan membawa makanan dan minuman yang ada dibaki ke meja dan tempat duduk yang telah tersedia. Selesai makan dan minum pemesan kemudian keluar dari kafetaria.
- Sistem memasukkan koin, dimana disuatu tempat telah tersedia makanan dan minuman, untuk mengambilnya harus dengan memasukkan sejumlah uang atau koin. Jika sejumlah koin yang ditentukan dimasukkan ketempat yang ditunjuk, maka keluarlah makanan dan minuman yang diinginkan, sebaliknya jika koin atau uang yang dimasukkan masih kurang ia akan keluar lagi sebagai tanda penolakkan dari mesin yang telah disediakan.
- Dimana peserta didik dapat mengambil makanan dan minuman yang disediakan. Makanan dan minuman yang sudah diambil, harus ditempatkan pada suatu tempat (misalnya: piring) dan kemudian dibawa ke kasir untuk dibayar. Setelah membayar, peserta didik dapat membawanya ketempat duduk dan meja yang tersedia. Barulah ia boleh memakannya. Setelah makan, peserta didik bebas keluar dari kafetaria.
- Sistem warung, ialah suatu sistem yang lazim berlaku pada warung-warung. Dalam sistem ini, ada beberapa jenis makanan dan minuman yang memesan dahulu sebelum memakan dan meminumnya, tetapi sebaliknya ada jenis makanan tertentu yang tinggal mengambil saja tanpa memesan terlebih dahulu. Bahkan ada yang sebagian mengambil sendiri dan sebagian dipesan meskipun dalam satu porsi. Pembayaran dilakukan menurut kehendak pembeli, jika pembeli mau membayar setelah makan tidak apa-apa, sebaliknya jika pembeli menyerahkan uangnya terlebih dahulu juga diperbolehkan. Pada sekolah-sekolah kita, sistem warung ini yang paling banyak dipergunakan. Alasannya selain lebih mudah ternyata memang sudah menjadi kebiasaan masyarakat kita.
- Sistem Bon. Dalam sistem ini peserta didik bebas makan dan minum di kafetaria dan tidak harus membayar pada saat itu juga. Dalam sistem ini, setelah memesan makan dan minum kemudian ia mencatat dibuku yang telah disediakan setelah sebelumnya ia bertanya kepada petugas mengenai harganya. Atau melapor kepada petugas mengenai makanan dan minuman yang baru saja dimakan dan diminum. Kemudian petugas menginformasikan harganya dan mencatat pada buku yang tersedia. Sistem pembayaran dapat dilakukan terlebih dahulu dan dapat dilakukan kemudian. Sistem pembayaran terdahulu dilakukan dengan cara: peserta didik menitipkan sejumlah uang yang kira-kira cukup untuk satu bulan. Sistem pembayaran kemudian dilakukan dengan cara: peserta didik haru membayar sejumlah uang sesuai dengan rekening tagihannya.
- Program Kafetaria Sekolah dan Kaitannya dengan Peningkatan Belajar
Kafetaria/warung/kantin sekolah secara tidak langsung mempunyai kaitan dengan proses belajar-mengajar di sekolah. Adakalanya proses belajar-mengajar tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya karena siswa lapar dan haus. Ketika proses pendidikan di sekolah banyak sekali energy yang dikeluarkan oleh peserta didik. Energi tersebut tidak hanya bersifat fisik melainkan juga untuk kegiatan fisikis. Aktifitas pikir yang dilakukan oleh peserta didik untuk mencerna materi-materi pelajaran yang diberikan dan buku-buku teks yang ditunjuk banyak menyita tenaga dan energi peserta didik. Oleh karena itu tidak jarang setelah aktifitas belajar-mengajar berlangsung khusunya istirahat, peserta didik merasa lapar. Hal demikian diperlukan pemberian layanan kafetaria kepada peserta didik.
Di kantin-kantin dan warung sekitar sekolah tidak jarang dijadikan pos bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak edukatif. Karena ada larangan merokok di sekolah, peserta didik sering merokok di kantin atau warung sekitar sekolah, bahkan peserta didik seringkali mengadakan rencana-rencana yang tidak edukatif di warung-warung sekitar sekolah. ada juga mereka yang mombolos yang bersembunyi di kantin atau warung sekitar sekolah, bahkan mereka terkadang juga terlibat minuman keras di warung yang tidak mudah dikontrol oleh lingkungan sekolah. Oleh karena itu layanan kafetaria kepada peserta didik dapat mengurangi kejadian-kejadian yang tidak diinginkan yang sering terjadi diluar pengawasan sekolah. Kafetaria sekolah sangat bagus jika disediakan koran atau majalah sehingga dapat dibaca oleh mereka yang beristirahat dan ingin mengisi waktu istirahatnya sambil menikmati makanan yang tersedia. Sehingga peserta didik dapat memperoleh tambahan pengetahuan dari berita dan artikel-artikel yang ia baca. Selain itu juga makanan yang tersedia di kafetaria terjamin atas gizi dan kebersihannya sehingga dapat meningkatkan semangat belajar siswa.
DAFTAR RUJUKAN
Manajemen Layanan Khusus Sekolah. (online) (http://aryawiga.wordpress.com/2012/02/17/manajemen-layanan-khusus-sekolah/) Diakses pada 18 Desember 2013.
Manajemen Layanan Khusus. (Online) (http://bagassiarum.wordpress.com/) Diakses pada 18 Desember 2013.
Imron, Ali. 1994. Manajemen Peserta Didik Di Sekolah. Malang: DepDikBud.
Pengelolaan Kafetaria Di Sekolah (Jilid II). Malang: IKIP Malang.
Manajemen Layanan Khusus. (Online) (http://windywindylagi.wordpress.com/2010/04/01/manajemen-layanan-khusus/) Diakses pada 18 Desember 2013.
Posting oleh Mega Suryawati 11 tahun yang lalu - Dibaca 60328 kali

Digitalisasi Percepat Transformasi Layanan Pendidikan
JAKARTA - Sejak pandemi melanda, sekolah-sekolah diliburkan dan kegiatan belajar mengajar dilakukan dari rumah....
KESIAPAN MENGHADAPI PERUBAHAN PADA GURU SEKOLAH DASAR TERHADAP JENIS BUDAYA DAN DUKUNGAN ORGANISASI
Abstract: The study investigates the relation of the readiness for change of an elementary school...

















