Follow Us Email Facebook Google LinkedIn Twitter

Perpaduan Hypnoteaching dan CTL Dalam Menggugah Pragmatisme

Minggu, 19/10/2013 19:28:24

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah

Pemuda merupakan cerminan sebuah bangsa. Jika pemudanya baik, maka hampir dipastikan bangsa itu baik. Sebaliknya jika pemudanya buruk, maka hampir dapat dipastikan bangsa itu akan mengalami keterpurukan. Hal ini yang menjadi pedoman pemerintah Indonesia dalam membina kader-kader muda bangsa. Pembinaan tersebut dimunculkan dalam suatu bentuk yang disebut pendidikan.

Pendidikan adalah usaha sadar  dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Pendidikan terbagi menjadi 3 arah wilayah, yaitu pendidikan formal (sekolah), pendidikan non-formal (masyarakat), dan pendidikan informal (keluarga). Tujuan diadakannya pendidikan merupakan salah satu upaya dalam mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa (termasuk salah satu di dalamnya adalah seorang pemuda) yang bermartabat.

Banyak metode dan strategi pembelajaran yang telah digunakan oleh beberapa pendidik selama proses pendidikan di Indonesia berlangsung. Quantum learning yang merupakan metode populer di masanya, menjadi pilihan beberapa pendidik, accelerate learning, power teaching, Neuro Linguistic Programming, CBSA, dan banyak metode pembelajaran lainnya yang sering digunakan. Akan tetapi beberapa metode tersebut belum dapat menunjukkan hasil yang maksimal.

Akhir-akhir ini terdengar wacana baru mengenai metode pembelajaran yang efektif, yang dapat mewujudkan dan mencapai tujuan pendidikan seutuhnya. Metode tersebut adalah metode Hypnoteaching. Untuk menggali lebih mendalam, maka penulis mencoba membuat makalah ini dengan judul “Perpaduan Hypnoteaching dan CTL dalam Menggugah Pragmatisme Pemuda”.

  1. Rumusan Masalah

Berlandaskan dari latar belakang yang ada, maka dirumuskan beberapa akar masalah yang akan menjadi pembahasan nantinya, yaitu

  1. Apa yang dimaksud dengan Hypnoteaching dan CTL?
  2. Bagaimana perpaduan Hypnoteaching dan CTL dapat merubah karakter pemuda?

 

  1. Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini bertujuan untuk:

  1. Memahami apa Hypnoteaching dan CTL
  2. Mengetahui bagaimana cara Hypnoteaching dan CTL merubah karakter pemuda

 

PEMBAHASAN

Pendidikan pada masa lalu merupakan pendidikan kelam bagi para remaja, karena pendidikan tersebut mengisyaratkan tidak menyatunya pemikiran dan tindakan dari seorang siswa, tidak ada penggabungan antara abstrak dan nyata, serta terpisahnya antara konsep dan praktik. Hal ini yang tanpa disadari, akan melibatkan kelumpuhan dualisme sistem pendidikan itu sendiri (Johnson, 2002). Untuk mengatasi kelumpuhan tersebut maka terbentuk sebuah pembelajaran yang berasaskan contextual yang dipadu dengan metode Hypnoteaching.

  1. Pengertian Hypnoteaching dan CTL

Hypnoteaching merupakan dua padanan kata yang diambil dari bahasa Inggris, yaitu Hypnosis yang artinya mempengaruhi seseorang dengan cara membuatnya tidur, sedangkan Teaching berarti memberi pengetahuan dan skill mengenai sesuatu terhadap seseorang (Longman, 2003). Menurut terminologinya, Hypnoteaching berarti seni berkomunikasi dengan jalan memberikan sugesti agar para siswa menjadi lebih cerdas (Hajar, 2011). Cerdas yang dimaksud disini adalah cerdas secara intelektual dan cerdas secara spiritual (pembentukan karakter).

Metode Hypnoteaching menggunakan bahasa-bahasa bawah sadar yang membawa siswa lebih berkonsentrasi terhadap apa yang ada didepannya. Penggunaan alam bawah sadar lebih ditekankan karena alam bawah sadar memiliki dominasi yang lebih besar terhadap cara kerja otak. Metode Hypnoteaching merupakan gabungan dari lima metode pembelajaran lainnya, yaitu quantum learning, accelerate learning, power teaching, Neuro Linguistic Programming, dan Hypnosis (Hajar, 2011).

Metode ini mencoba bagaimana pendidik dapat menguasai siswanya, sehingga siswa dapat belajar lebih aktif dan kreatif. Setidaknya, Hypnoteaching dapat mengubah mindset siswa mengenai peran seorang pendidik di dalam kelas.

CTL adalah sebuah sistem menyeluruh yang menggabungkan dan melibatkan proses yang berbeda-beda, yang memberikan kemampuan kepada siswa untuk menemukan sebuah makna pembelajaran yang mereka lakukan. Ada 8 sistem yang digunakan pada proses pembelajaran CTL, yaitu 1) membuat keterkaitan-keterkaitan yang bermakna, 2) melakukan pekerjaan yang berarti, 3) melakukan pembelajaran yang diatur sendiri, 4) bekerjasama, 5) berpikir kritis dan kreatif, 6) membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, 7) mencapai standar yang tinggi, dan 9) menggunakan penilaian autentik (Johnson, 2002).

Konsep pembelajaran CTL merupakan metode yang mengkaitkan pelajaran akademik dengan realita kehidupan yang ada dalam pribadi siswa. CTL merupakan penggabungan 4 konsep inti dalam pembelajaran, yaitu teaching, learning, instruction, dan  curriculum. Teaching merupakan refleksi sistem kepribadian pendidik yang bertindak secara profesional. Learning merupakan refleksi sistem kepribadian siswa yang menunjukkan perilaku yang terkait dengan tugas yang diberikan. Instruction adalah sistem sosial tempat berlangsungnya mengajar dan belajar. Curriculum adalah sistem sosial yang berujung pada sebuah rencana untuk pengajaran. Keempat konsep ini akan membawa suasana pembelajaran menjadi sebuah makna, bermakna, dan dibermaknakan.

 

  1. Perpaduan Hypnoteaching dan CTL dalam Merubah Karakter Siswa

Dalam aplikasi pembelajaran perpaduan hypnoteaching dan CTL, langkah-langkah dan metode penggunaannya perlu difahami secara seksama. Sehingga dalam aplikasinya tidak terdapat kebingungan dan keraguan nantinya.

  1. Metode Hypnoteaching

Sebelum melangkah kepada bagaimana metode hypnoteaching dilaksanakan, perlu diketahui terlebih dahulu mengenai langkah-langkah dasar serta tips memaksimalkan proses pembelajaran hypnoteaching. Langkah-langkah dasar yang perlu dikuasai oleh pendidik (Hajar, 2011) yaitu :

  1. Niat dan motivasi dalam diri sendiri
  2. Pacing, yaitu menyamakan posisi, gerak tubuh, bahasa, serta gelombang otak dengan siswa. Cara-cara melakukan pacing, yaitu a) bayangkan usia kita setara dengan siswa, b) gunakan bahasa sesuai dengan bahasa yang sering digunakan oleh siswa, c) lakukan gerakan-gerakan dan mimik wajah yang sesuai dengan tema bahasan, d) sangkutkan tema pelajaran kita dengan tema-tema yang sedang tren di kalangan siswa, e) selalu update pengetahuan tentang tema, bahasa, hingga gosip terbaru yang sedang tren di kalangan siswa.
  3. Leading, mengarahkan siswa pada sesuatu
  4. Gunakan kata positif
  5. Berikan pujian
  6. Modeling

Setelah diketahui langkah-langkah dasar dari hypnoteaching, Hajar (2011) memberikan tips bagaimana cara memaksimalkan pembelajaran ini, yaitu:

  1. Kuasai materi secara komprehensif
  2. Libatkan siswa secara aktif
  3. Upayakan untuk melakukan interaksi informal dengan siswa
  4. Berikan siswa ketenangan dan tanggungjawab atas belajarnya
  5. Yakinkan bahwa setiap siswa memiliki cara belajar yang berbeda-beda
  6. Yakinkan siswa bahwa mereka mampu berhasil dalam pelajaran
  7. Berikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan sesuatu secara kolaboratif atau kooperatif
  8. Upayakan materi yang disampaikan kontekstual
  9. Berikan umpan balik dengan cepat dan bersifat deskriptif
  10. Tingkatkan jam terbang

Penerapan hypnoteaching tidak hanya sampai pada pemahaman mengenai langkah dasar dan tipsnya saja, akan tetapi perlu pembiasaan dalam melaksanakannya. Hal-hal yang perlu disiapkan dan dibiasakan oleh pendidik, yaitu:

  1. Biasakan mengucapkan lafal-lafal dengan fasih
  2. Belajar menggunakan intonasi yang bervariasi
  3. Hilangkan penggunaan kata jeda
  4. Biasakan mengatakan ide yang terlintas dalam fikiran kita, meskipun tidak nyambung
  5. Biasakan menatap tajam objek yang diajak bicara
  6. Gerakkan anggota badan kita secara dinamis
  7. Gunakan media yang efektif
  8. Biasakan menggunakan kata-kata yang memotivasi
  9. Biasakan menyampaikan pesan dengan sepenuh hati

Adapun metode pembelajaran hypnoteaching sendiri yang dapat digunakan oleh pendidik yaitu:

  1. Semua siswa dipersilahkan duduk dengan rileks
  2. Kosongkan fikiran untuk sesaat
  3. Tarik nafas panjang melalui hidung, lalu hembuskan lewat mulut
  4. Lakukan terus berulang-ulang dengan pernafasan yang teratur
  5. Berikan sugesti pada setiap tarikan nafas supaya badan rileks
  6. Lakukan terus menerus dan berulang, kata-kata sugesti yang akan membuat siswa nyenyak dan tertidur
  7. Perhatikan posisi kepala semua siswa
  8. Selanjutnya, berikan sugesti positif, seperti fokus pada fikiran
  9. Jika dirasa cukup, bangunkan siswa secara bertahapdengan melakukan hitungan 1-10

Metode ini digunakan agar siswa mau dan mampu menerima pesan kita dengan senang hati, serta menimbulkan keinginan untuk melakukannya.

 

  1. Konsep CTL

Setelah menempuh masa hipnotis, selanjutnya siswa diajak untuk melaksanmenggabungkan sekolahakan proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang digunakan berdasarkan konsep kontekstual dengan menggunakan CTL (Contextual Teaching-Learnig) yang mengkait materi pembelajaran yang ada dengan hal lain, yang dekat dengan siswa. Adapun metode-metode yang dapat digunakan dalam pembelajarannya (Johnson, 2002), yaitu:

  1. Ruang kelas tradisional yang mengaitkan materi dengan konteks siswa
  2. Memasukkan materi dari bidang lain dalam kelas
  3. Mata pelajaran yang tetap terpisah, tetapi mencakup topik-topik yang saling berhubungan
  4. Mata pelajaran gabungan yang menyatukan dua atau lebih disiplin
  5. Menggabungkan sekolah dan pekerjaan, dengan cara a) pembelajaran berbasis pekerjaan, b) jalur karier, c) pengalaman kerja berbasis sekolah
  6. Model KKN

Adapun penerapan konsep CTL di dalam kelas, dapat digunakan beberapa cara, diantaranya adalah:

  1. Menciptakan pembelajaran mandiri dan kerjasama

Pada pelaksanaan pembelajaran mandiri ini, pendidik menjadi fasilitator dan evaluator siswa untuk menetapkan tujuan, membuat rencana, mengikuti rencana dan mengukur kemajuan diri, membuahkan hasil, dan menunjukkan kecakapan melalu penilaian autentik.

  1. Mengajak siswa untuk berfikir kritis dan kreatif

Pendidik melakukan pendekatan siswa dalam mencapai proses berfikir kritis dan kreatif. Pendidik dapat memberikan suatu realita kasus atau masalah untuk diselesaikan oleh siswa dengan menjadikan siswa sebagai proklamir dan pencetus pengambilan keputusan, serta mempertimbangkan dan mengambil tindakan moral.

  1. Membantu individu tumbuh dan berkembang

Untuk melaksanakan cara ini, pendidik harus mampu melihat kondisi siswa, tidak hanya dari dalam sekolah akan tetapi juga dari luar sekolah. Pendidik harus memahami dengan siapa siswa berteman, bagaimana dia berinteraksi dengan keluarga, bagaimana latar belakang ekonomi, ras, dan sukunya, serta pendidik juga harus mampu mengembangkan delapan jenis kecerdasan siswa

  1. Melakukan penilaian autentik

Untuk melakukan penilaian autentik, pendidik harus memperhatikan kompetensi apa saja yang harus diraih oleh siswa. Kompetensi yang dapat dicapai menurut SCANS dalam Johnson (2002) yaitu sumber daya, interpersonal, informasi, sistem,dan teknologi. Kelima kompetensi tersebut dijadikan pedoman oleh pendidik untuk memberikan penilaian kepada siswa.

 

 DAFTAR RUJUKAN

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. (Online, (http://www.jdih.bpk.go.id), diakses tanggal 12 Mei 2012.

Johnson, E. B. 2002. Contextual Teaching & Learning, Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Terjemahan Ibnu Setiawan. 2007. Bandung: Mizan Media Utama.

Hajar, I.  2011. Hypno Teaching Memaksimalkan Hasil Proses Belajar-Mengajar dengan Hipnoterapi. Jogjakarta: DIVA Press.

Longman Handy Learner’s Dictionary of American English. 2003. Harlow, Essex: Longman.

Posting oleh Ainur Rifqi 11 tahun yang lalu - Dibaca 102926 kali

 
Tag : #

Berikan Komentar Anda

Artikel Pilihan
Bacaan Lainnya
Senin, 08/03/2021 10:49:35
Digitalisasi Percepat Transformasi Layanan Pendidikan

JAKARTA - Sejak pandemi melanda, sekolah-sekolah diliburkan dan kegiatan belajar mengajar dilakukan dari rumah....

Selasa, 02/03/2021 09:57:29
KESIAPAN MENGHADAPI PERUBAHAN PADA GURU SEKOLAH DASAR TERHADAP JENIS BUDAYA DAN DUKUNGAN ORGANISASI

    Abstract: The study investigates the relation of the readiness for change of an elementary school...

7 Pilar MBS
MBS portal
Tujuh Pilar Manajemen Berbasis Sekolah
  Tujuh pilar MBS yaitu kurikulum dan pembelajaran, peserta didik pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pembiayaan, hubungan sekolah dan masyarakat, dan budaya dan lingkungan sekolah. Manajemen kurikulum dan pembelajaran berbasis sekolah adalah pengaturan kurikulum dan...
Informasi Terbaru
Modul dan Pedoman
Video MBS
Modul MBS
Paket Pelatihan 3
Paket Pelatihan 3
11 tahun yang lalu - dibaca 138138 kali
Paket Pelatihan 2
Paket Pelatihan 2
11 tahun yang lalu - dibaca 110386 kali
Paket Pelatihan 1
Paket Pelatihan 1
11 tahun yang lalu - dibaca 154959 kali
Berbagi Pengalaman Praktik yang Baik
Berbagi Pengalaman Praktik yang Baik
11 tahun yang lalu - dibaca 115137 kali
MODUL 6 UNIT 3
MODUL 6 UNIT 3
9 tahun yang lalu - dibaca 120475 kali
Modul Pelatihan 6: Praktik Yang Baik
Modul Pelatihan 6: Praktik Yang Baik
9 tahun yang lalu - dibaca 134766 kali
Panduan Lokakarya Bagi Fasilitator Renstra
Panduan Lokakarya Bagi Fasilitator...
11 tahun yang lalu - dibaca 114974 kali
Praktik Yang Baik: Modul Keuangan Pendidikan
Praktik Yang Baik: Modul Keuangan...
11 tahun yang lalu - dibaca 92426 kali
Info MBS
3 Inspirasi Manajemen Berbasis Sekolah...
4 tahun yang lalu - dibaca 27804 kali
Melihat Kendala Terberat Saat Membuka Kembali Sekolah di Masa Pandemi
Melihat Kendala Terberat Saat Membuka...
4 tahun yang lalu - dibaca 28727 kali
Kemendikbud: Belajar dari Rumah Tidak Harus Terbebani Target Kurikulum
Kemendikbud: Belajar dari Rumah Tidak...
4 tahun yang lalu - dibaca 48164 kali
Nasib Pelajar di Tengah Pandemi 
Nasib Pelajar di Tengah Pandemi 
4 tahun yang lalu - dibaca 54138 kali
Survei Kemendikbud: Peran Orangtua Penting dalam Pelaksanaan Belajar Dari Rumah
Survei Kemendikbud: Peran Orangtua...
4 tahun yang lalu - dibaca 69389 kali
Hadapi Pandemi Covid-19, Kemendikbud Sederhanakan Kurikulum
Hadapi Pandemi Covid-19, Kemendikbud...
4 tahun yang lalu - dibaca 43662 kali
Kemendikbud: Tahun Ajaran Baru Bukan...
4 tahun yang lalu - dibaca 42449 kali
New Normal di Dunia Pendidikan : PGRI Usul Kurikulum Sekolah Era Pandemi Covid-19
New Normal di Dunia Pendidikan : PGRI...
4 tahun yang lalu - dibaca 61618 kali
Follow Us :
Get it on Google Play

©2013-2024 Manajemen Berbasis Sekolah
MUsage: 3.51 Mb - Loading : 7.17712 seconds