Follow Us Email Facebook Google LinkedIn Twitter

Rekonstruksi Mutu Sekolah melalui Rehabilitasi Sekolah

Selasa, 05/11/2013 08:31:07

Sekolah merupakan salah satu dari tiga pilar pendidikan yang mengangkat mutu pendidikan Indonesia (tiga pilar lainnya adalah keluarga dan masyarakat, yang sering disebut dengan pendidikan formal, non formal dan informal). Melalui pendidikan di sekolah akan dapat diketahui bagaimana perkembangan dan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Sekolah memiliki peran yang sangat besar terhadap mutu. Baik tidaknya mutu, terinovasi atau terdegradasinya mutu juga merupakan dampak yang diakibatkan oleh perkembangan sekolah.

Contoh nyata dampak dari aktivitas sekolah terhadap mutu pendidikan adalah berubahnya orientasi pendidikan kita dari mulanya kepada pengetahuan, dan sekarang berubah orientasi kepada ijazah atau kelulusan belaka. Contoh tersebut jika dipandang dari segi negatif. Jika perkembangan mutu dipandang dari segi positif, perkembangan mutu sarana dan prasarana yang ada di dunia pendidikan kita semakin meningkat. Perkembangan media pembelajaran memudahkan pemangku pendidikan, guru, siswa, dan orang-orang yang berkaitan dengan pendidikan dalam mengakses pengetahuan dan menyebarkannya kepada masyarakat luas. Siswa lebih mudah memahami pelajaran, guru lebih mudah dalam berinteraksi dan mengajar di kelas, pemangku pendidikan dapat lebih mudah mengontrol kurikulum sekolah, masyarakat lebih mudah mengakses informasi perkembangan mutu sekolah.

Untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan perlu ada sebuah solusi yang perlu diterapkan di dunia pendidikan indonesia, terutama di sekolah. Menurut Alimah (2007), ada lima dimensi yang berkaitan dengan mutu pendidikan, yaitu 1) karakteristik pembelajar, 2) pengupayaan masukan, 3) proses belajar-mengajar, 4) hasil belajar, 5) konteks atau lingkungan.

Karakteristik pembelajar berpengaruh pada bagaimana siswa belajar dengan baik. Komitmen dan semangat siswa mempengaruhi bagaimana tipe pembelajaran akan dilakukan. Sehingga kecocokan karakteristik pembelajar dengan metode pembelajaran yang digunakan akan meningkatkan kualitas dan kemampuan pembelajar dalam ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif.

Pengupayaan masukan mencakup dua komponen, yaitu sumber daya manusia dan sumber daya fisikal. Sumber daya manusia merupakan komponen paling utama dalam dunia pendidikan, karena sumber daya manusia adalah peran utama pengembangan mutu pendidikan. Sedangkan sumber daya fisikal membantu dan mempermudah sumber daya manusia untuk meningkatkan dan mengembangkan mutu di lembaga pendidikan.

Proses belajar mengajar merupakan kegiatan inti dari didirikannya sebuah lembaga pendidikan. Proses belajar mengajar (PBM) yang akan menentukan kualitas output atau lulusan sekolah. Baik tidaknya lulusan sebuah lembaga pendidikan, bergantung dari bagaimana proses belajar mengajarnya dilaksanakan, sehingga peningkatan kualitas PBM harus terus ditingkatkan kualitasnya. Dalam PBM terdapat banyak komponen yang harus terus dibina. Selain guru, pengembangan metode dan strategi pembelajaran sangat mempengaruhi pemahaman siswa pada pelajaran. Untuk itu, pengembangan metode dan strategi pembelajaran juga harus terus ditingkatkan.

Proses belajar mengajar juga harus memiliki target seberapa jauh siswa harus meraih hasil yang maksimal. Hasil inilah yang disebut dengan hasil belajar. Kebanyakan orang tua siswa, jika ingin memasukkan anaknya ke suatu sekolah, memperhatikan bagaimana hasil akhir dari suatu pembelajaran, apakah banyak yang lulus atau tidak, apakah banyak yang mendapatkan nilai tinggi atau tidak, dan seterusnya. Untuk itu, hasil belajar juga harus menjadi konsentrasi sekolah dalam meningkatkan mutu.

Berkaitan dengan manajemen berbasis sekolah, lingkungan juga memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan sekolah. Semakin baik lingkungan yang ada, maka semakin baik kualitasnya, utamanya kualitas akhlak. Lingkungan memiliki pengaruh yang mendalam terhadap aktivitas siswa di sekolah. Menurut aliran empirisme, pengalaman merupakan media utama dalam memperoleh ilmu pengetahuan, sedangkan pengalaman lebih sering diperoleh disekitar lingkungan sekolah. Untuk itu, dari statemen tersebut, peningkatan kualitas lingkungan juga harus ditingkatkan, sehingga akan menghasilkan pendidikan yang berkualitas, baik dari segi kognitif, psikomotorik, maupun afektif.

Pada intinya, dalam meningkatkan mutu pendidikan di lembaga pendidikan perlu membenahi 5 dimensi di atas. Rehabilitasi kelima dimensi tersebut harus terus ditingkatkan. Bukan hanya rehabilitasi dalam bentuk fisik (bangunan sekolah) saja, akan tetapi rehabilitasi juga sangat dibutuhkan dalam segi non fisik. Sehingga keseimbangan antara keseluruhan komponen akan terjaga. Dari keseimbangan tersebut, jika dilakukan dan dipertahankan secara terus menerus, maka akan menghasilkan kualitas yang tinggi. Harapan tersebut, nantinya bukan hanya sekedar impian belaka, akan tetapi dapat menjadi realita dalam kehidupan dunia pendidikan, utamanya di Indonesia.

 

Posting oleh Ainur Rifqi 11 tahun yang lalu - Dibaca 42730 kali

 
Tag : #

Berikan Komentar Anda

Artikel Pilihan
Bacaan Lainnya
Senin, 08/03/2021 10:49:35
Digitalisasi Percepat Transformasi Layanan Pendidikan

JAKARTA - Sejak pandemi melanda, sekolah-sekolah diliburkan dan kegiatan belajar mengajar dilakukan dari rumah....

Selasa, 02/03/2021 09:57:29
KESIAPAN MENGHADAPI PERUBAHAN PADA GURU SEKOLAH DASAR TERHADAP JENIS BUDAYA DAN DUKUNGAN ORGANISASI

    Abstract: The study investigates the relation of the readiness for change of an elementary school...

7 Pilar MBS
MBS portal
Tujuh Pilar Manajemen Berbasis Sekolah
  Tujuh pilar MBS yaitu kurikulum dan pembelajaran, peserta didik pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pembiayaan, hubungan sekolah dan masyarakat, dan budaya dan lingkungan sekolah. Manajemen kurikulum dan pembelajaran berbasis sekolah adalah pengaturan kurikulum dan...
Informasi Terbaru
Modul dan Pedoman
Video MBS
Modul MBS
Paket Pelatihan 3
Paket Pelatihan 3
11 tahun yang lalu - dibaca 139384 kali
Paket Pelatihan 2
Paket Pelatihan 2
11 tahun yang lalu - dibaca 111687 kali
Paket Pelatihan 1
Paket Pelatihan 1
11 tahun yang lalu - dibaca 156473 kali
Berbagi Pengalaman Praktik yang Baik
Berbagi Pengalaman Praktik yang Baik
11 tahun yang lalu - dibaca 117072 kali
MODUL 6 UNIT 3
MODUL 6 UNIT 3
9 tahun yang lalu - dibaca 122096 kali
Modul Pelatihan 6: Praktik Yang Baik
Modul Pelatihan 6: Praktik Yang Baik
9 tahun yang lalu - dibaca 136757 kali
Panduan Lokakarya Bagi Fasilitator Renstra
Panduan Lokakarya Bagi Fasilitator...
11 tahun yang lalu - dibaca 116283 kali
Praktik Yang Baik: Modul Keuangan Pendidikan
Praktik Yang Baik: Modul Keuangan...
11 tahun yang lalu - dibaca 93795 kali
Info MBS
3 Inspirasi Manajemen Berbasis Sekolah...
4 tahun yang lalu - dibaca 28598 kali
Melihat Kendala Terberat Saat Membuka Kembali Sekolah di Masa Pandemi
Melihat Kendala Terberat Saat Membuka...
4 tahun yang lalu - dibaca 29431 kali
Kemendikbud: Belajar dari Rumah Tidak Harus Terbebani Target Kurikulum
Kemendikbud: Belajar dari Rumah Tidak...
5 tahun yang lalu - dibaca 49239 kali
Nasib Pelajar di Tengah Pandemi 
Nasib Pelajar di Tengah Pandemi 
5 tahun yang lalu - dibaca 55097 kali
Survei Kemendikbud: Peran Orangtua Penting dalam Pelaksanaan Belajar Dari Rumah
Survei Kemendikbud: Peran Orangtua...
5 tahun yang lalu - dibaca 70465 kali
Hadapi Pandemi Covid-19, Kemendikbud Sederhanakan Kurikulum
Hadapi Pandemi Covid-19, Kemendikbud...
5 tahun yang lalu - dibaca 44459 kali
Kemendikbud: Tahun Ajaran Baru Bukan...
5 tahun yang lalu - dibaca 43296 kali
New Normal di Dunia Pendidikan : PGRI Usul Kurikulum Sekolah Era Pandemi Covid-19
New Normal di Dunia Pendidikan : PGRI...
5 tahun yang lalu - dibaca 62411 kali
Follow Us :
Get it on Google Play

©2013-2025 Manajemen Berbasis Sekolah
MUsage: 3.5 Mb - Loading : 0.30042 seconds