Budaya Literasi dan Karater Mulai Nampak
Budaya Literasi dan Karater Mulai Nampak
Kamis, 09 Nov 2017 13:05 | editor : Dzikri Abdi Setia

TERBIASA MEMBACA: Sejumlah murid ketika memanfaatkan jam istirahat dengan membaca buku di kelas. Cara ini dipandang menjadi karakter literasi yang bagus buat murid-murid. (DINAS PENDIDIKAN FOR RAME)
Tindak lanjut dari workshop literasi dan pendidikan karakter salah satunya adalah kompetisi di sekolah. Kemarin tiga sekolah dilakukan survey. Diketahui ketiganya memiliki karakter dan budaya literasi yang mulai tumbuh.
Tim survey dipimpim oleh Dra Ghoniyul Khusnah MSi. Sekolah yang dikunjungi kemarin adalah SMPN 1 Candipuro, SMPN 1 Pasirian dan SMPN 2 Sumbersuko. Ghoniyul yang menjadi nara sumber dan tim penilai menjelaskan di hari pertama kemarin sudah melihat pembiasaan menarik di sekolah. “Diantaranya adalah kebiasan membaca, melihat karakter kebersihan warga sekolah, pembiasaan yang dilakukan sangat produktif,” katanya.
Diantaranya di SMPN 1 Candipuro ada budaya 5 S. Anak-anak kalau lihat kelasnya kotor, ada budaya membersihkan kelas. “Ada operasi, ada sampah di dekatnya diambil. Banyak iconnya juga,” katanya.
Begitu juga di SMPN 1 Pasirian ada Cafe Iqro. Maupun SMPN 2 Sumbersuko ada tempat baca yang representatif dengan ikon yang menarik. “Sudah mulai muncul karakter anak. Ini bagus, berarti ada tindak lanjut dari workshop sebulan lalu,” katanya.
Ghoniyul menjelaskan semua yang menjadi materi workshop pada 19 Oktober lalu bisa dilihat penerapannya. Sehingga pihaknya mudah dalam memantau impelementasi workshop sebulan lalu itu.
Hasil workshop menurut dia sangat berdampak pada karakter anak. Karena dibentuk pembiasaan di sekolah dan ada brandingnya di masing-masing sekolah. “Setiap sekolah beda-beda karakter yang ditunjukkan. Pastinya karakter baca, budaya dan kebersihan sekolah mulai muncul. Guru-guru antusias setelah workshop kemarin ternyata,” jelasnya.
Baik literasi maupun pendidikan karakter menurut dia bisa dibilang berhasil. Bahkan sangat membantu pada budaya karakter yang ada.
Murid sekelas SMPN saja kata dia sudah bisa membiasakan baik disaat jam istirahat. Banyak kebiasaan diantaranya Caffe Iqro. Sambil istirahat di kantin, sambil makan juga tetapi bisa menyempatkan membaca.
Banyak buku berserakan tetapi dibaca. Bukannya tidak dibaca. Dan menariknya, tidak ada yang hilang. “Ini kan karakter yang bagus, pembiasaan bacanya sudah bagus. Ada kegiatan baca Alquran dan Asmaul Husna sebelum memulai pelajaran juga,” katanya.
Dalam survey penilaian ini, rencananya akan dilakukan pada semua sekolah peserta workshop. Dan di hari kedua yang rencananya dimulai pagi ini, akan dilanjutkan. Dia optimis, budaya disekolah semakin kelihatan dan nampak sebagai sekolah berkarakter.
(jr/fid/ras/das/JPR)
sumber (https://www.jawapos.com/radarjember/read/2017/11/09/25453/budaya-literasi-dan-karater-mulai-nampak)
Posting oleh Desi Eri K 5 tahun yang lalu - Dibaca 38001 kali
INTERNALISASI NILAI-NILAI RELIGIUS PADA KETERAMPILAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH
INTERNALISASI NILAI-NILAI RELIGIUS PADA KETERAMPILAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH Bagus Rachmad Saputra, Imron Arifin,...
Wahai Para Guru, Jangan Berikan Tugas yang Membebani Psikis Anak Didik
Anggota Komisi X FPKB DPR RI Hj Lathifah Shohib mengkritisi realisasi kebijakan proses belajar di rumah. Ia menilai...


















