Strategi & Kebijakan UNICEF dalam Mendukung Pemerintah Untuk Memperluas Implementasi MBS
(Suhaeni Kudus- Education SpecialistUNICEF Indonesia)
Teguh Triwiyanto. Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar bersama dengan Universitas Negeri Malang dan didukung oleh UNICEF Indonesia mengadakan seminar selama empat hari. Smeinar ini merupakan rangkaian pralauncing MBS Center ini pada tanggal 7 Desember 2013. Materi-materi yang dibahas yaitu: (1) Peran MBS Center dalam pengembangan MBS; (2) peran bimbingan teknis dalam pembinaan dan pengembangan MBS; (3) landasan keilmuan dan empiris manajemen pendidikan dalam pengembangan MBS; (4) peran ISMAPI dalam pengembangan MBS; (5) strategi dan kebijakan UNICEF dalam mendukung pemerintah untuk memperluas implementasi MBS; (6) dukungan legislatif dalam program pembinaan dan pengembangan MBS di Kabupaten Bolaang Mongondou Sulawesi Utara; (7) praktek pembelajaran yang baik (the best practice) dalam pembinaan dan pengembangan MBS di Kota Malang; dan (8 ) praktek pembelajaran yang baik (the best practice) dalam inplementasi dalam implementasi MBS di SDN Paron Wetan Probolinggo.
Salah satu materi yang disajikan oleh Ibu Suhaeni Kudus (specialist eduation UNICEF) mengenai strategi dan kebijakan UNICEF dalam mendukung pemerintah untuk memperluas implementasi MBS.
Ibu Eni (sapaan akrab Ibu Suhaeni Kudus) mengatakan bahwa sampai sekarang UNICEF mendukung langkah-langkah pemerintah Indonesia untuk meningkatkan akses pendidikan dasar melalui sistem informasi pendidikan berbasis masyarakat. Sistem ini memungkinkan penelusuran semua anak usia di bawah 18 tahun yang tidak bersekolah.
Dalam upayanya mencapai tujuan Pendidikan untuk Semua pada 2015, pemerintah Indonesia saat ini menekankan pelaksanaan program wajib belajar sembilan tahun bagi seluruh anak Indonesia usia 6 sampai 15 tahun. Dalam hal ini, UNICEF dan UNESCO memberi dukungan teknis dan dana.
Bersama dengan pemerintah daerah, masyarakat dan anak-anak di delapan propinsi di Indonesia, UNICEF mendukung program Menciptakan Masyarakat Peduli Pendidikan Anak (CLCC), yang sering disebut juga MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). Proyek ini berkembang pesat dari 1.326 sekolah pada 2004 menjadi 1.496 pada 2005. Kondisi ini membantu 45.454 guru dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih menantang bagi sekitar 275.078 siswa.
Tantangan untuk menyebarkan MBS, sesuai data direktorat PSD baru sekitar 50% SD melaksanakan MBS dengan berbagai kategori. Tantangan paling menonjol yaitu adanya miskonsepsi dalam membangun pendidikan, sebagai besar memiliki harapan instan menghasilkan mutu pendidikan. Tantangan lainnya MBS hanya dilihat sebagai proyek, hanya bekerja kalau ada proyek setelah proyek berhenti berhenti pula program.
Rencana ke depan, UNICEF akan tetap memberikan dukungan kepada MBS , terutama MBS Center. Diharapkan MBS Center menjadi knowledge management semua yang berkaitan dengan MBS. UNICEF akan tetap bekerja dan mendukung untuk pengembangan MBS. UNICEF juga akan terus meningkatkan kerjsama antarlembaga untuk pengembangan MBS. UNICEF akan mengembangkan modeling untuk pemenuhan standar nasional pendidikan. (tgh)
Posting oleh mbsadministrator 11 tahun yang lalu - Dibaca 72909 kali
ANALISIS DAMPAK ANJURAN PEMERINTAH TERHADAP BELAJAR DI RUMAH BAGI PELAKU PENDIDIKAN
Dunia sedang mengalami pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Penerapan kebijakan Work From Home (WFH)...
3 Inspirasi Manajemen Berbasis Sekolah dari SMPN 4 Tenggarong Kaltim
Pengelolaan sekolah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah di Indonesia harus dilaksanakan dengan prinsip manajemen...